Sebelumnya aku begitu percaya pada Kitab Suci. Sangat percaya dan hanya bersumber pada Kitab Suci. Tetapi begitu banyak tekanan, deraan dan debat menghempas. Selama ini aku mampu mengatasinya berdasarkan pedoman Kitab Suci. Terlalu banyak hal yang didebat dari Kitab Suci. Terutama karena Kitab Suci tidak terlalu detail mengulas semua yang terekam di sana.
Salah satu masalah penting yang paling banyak didebat adalah tentang Ketuhanan Yesus Kristus dalam Trinitas (Tri Tunggal Maha Kudus). Tetapi ini dapat dengan mudah dijawab dari Kitab Suci. Tetapi rupanya serangan telah masuk ke kitab Genesis (Kejadian). Debat berlanjut ke “Apakah Adam adalah Manusia Pertama?” Jika ya, “Dari manakah bangsa-bangsa lahir di bumi jika awalnya hanya ada Adam dan Hawa? Apakah anak-anak Adam saling menikahi?” Jawaban yang tidak mudah! Terutama karena di Kitab Suci dilarang menikah sesama saudara sekandung! Penasaran? Baca terus ya?
Perdebatan ini begitu menghantui. Syukurlah tidak pernah menggoyahkan imanku. Tetapi bagaimana pun kasus ini membuat aku terus menyelidiki Kitab Suci dan berkelana di alam intelektual mencari jawabannya. Dari dulu aku tetap menyakini bahwa Adam adalah manusia pertama. Tetapi aku sempat tersesat hingga akhirnya saat ini aku kembali ke keyakinanku kepada Kitab Suci.
Evolusi Manusia
Teori Darwin menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari sejenis primata, yaitu semacam kera. Memang kera memiliki organ & bentuk tubuh paling mendekati manusia. Lagi pula ditemukan bukti-bukti berupa fosil manusia yang mirip dengan kera. Fosil-fosil ini ditemukan di segala penjuru bumi dan membuktikan adanya evolusi. Bermula dari kera, kemudian kera bertubuh makin besar, berjalan tegak, dan? Ternyata evolusi itu sendiri berhenti pada teori! Tidak ditemukan sebuah mata rantai yang jelas yang menghubungkan langsung evolusi kera ini kepada bentuk manusia sekarang ini.
Teori Darwin ini banyak ditentang sekaligus banyak didukung. Para pendukung dengan nyata menolak Kitab Kejadian dari Kitab Suci bahwa Adam adalah Manusia Pertama. Mereka berasumsi bahwa berarti Adam adalah hasil evolusi dari kera. Atau malah yang extrem: Apakah Adam itu berwujud kera? Jika Adam seperti berwujud manusia seperti saat ini, berarti Adam bukan manusia pertama!
Mengenai hal ini sebenarnya aku masih tetap berpihak kepada Kitab Kejadian. Terutama terlalu banyak sanggahan terhadap teori Darwin. Sanggahanku adalah:
- Tidak ditemukannya “Missing Link” dari perubahan (evolusi) kera ke manusia secara langsung. Aku menganggap fosil evolusi kera adalah benar-benar fosil kera, bukan manusia! Jikalau kera itu berevolusi menjadi manusia, mengapa sampai saat ini masih ada hewan yang bernama kera? Bukankah seharusnya mereka telah berevolusi?
- Jika pun manusia berevolusi, mengapa sekarang sudah 4000 tahun lebih manusia tidak berevolusi lagi? Bentuk kita manusia dengan bentuk manusia lampau tetap berbentuk seperti manusia sekarang ini. Penemuan fosil manusia yang telah berusia ribuan tahun telah membuktikan bentuk manusia dahulu sama seperti bentuk manusia sekarang.
- Lagi pula di Kitab Kejadian disebutkan bahwa kita diciptakan secitra dengan Wujud Allah. Dan seperti itulah wujud Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang menjadi Manusia. Wujudnya seperti manusia saat ini. Aku kira seharusnya 2000 tahun sudah mampu mengubah bentuk manusia masa kini jika benar evolusi itu ada.
Setelah mapan dengan jawabanku di atas, medio 2003an aku menemukan sebuah buku berjudul “Siapakah Manusia Pertama?” Terus terang kira-kira judulnya seperti itu. Aku lupa pastinya, kayaknya ada sub-judulnya. Waktu itu aku tidak membelinya dan hanya membacanya sampai tuntas di Toko Buku Gramedia. Maklum, lagi bokek.
Buku ini mengubah paradigmaku yang telah mapan. Begitu komprehensif paparan dalam buku ini mengenai Adam. Dan sangat kompromis terhadap teori Darwin. Terutama karena buku ini banyak sekali mengutip ayat-ayat Kitab Suci yang mendukungnya. Berikut intisari dari buku tersebut:
- Tuhan menciptakan segala sesuatu selama 6 hari. Tetapi ini adalah Hari Tuhan, bukan harinya manusia yang satu hari satu malam, yang 24 jam sehari itu. 1 Hari Tuhan bisa beribu-ribu tahun manusia. Masuk akal juga. Seperti kalau kita membandingkan langkah manusia dengan semut. Untuk mencapai jarak 1 km manusia hanya butuh (katakanlah) 1 jam. Tetapi bagaimana dengan semut? Wah, bisa berhari-hari. Jadi, dengan segala Kebesaran Tuhan, 1 Hari Tuhan bisa beribu-ribu (atau bahkan berjuta-juta) tahun manusia di bumi.
- Satu hari dalam proses penciptaan ini bisa berlangsung lama dalam hitungan bumi. Dan ini memberi celah adanya evolusi. Penciptaan hewan pada hari ke-lima mungkin juga telah menciptakan kera. Dan karena proses hari kelima ke hari keenam itu bisa amat-sangat lama, maka mungkin kera telah mulai berevolusi ke arah bentuk manusia. Dan pada hari keenam Allah menciptakan manusia. Mungkin pengikut Darwin sepaham dengan teori ini dan menjadikannya materi untuk mendebat “missing link.”
- Buku ini juga menjelaskan bahwa rentang waktu antara penciptaan alam semesta dengan penciptaan manusia pertama bisa berlangsung berjuta-juta tahun karena penulisnya mendukung teori Darwin dan mendukung bedanya 1 Hari Tuhan dengan 1 hari manusia.
- Dalam buku ini disebutkan bahwa Adam adalah “Manusia Roh yang Pertama.” Karena pengarang buku ini setuju dengan teori Darwin dan menganggap manusia telah ada melalui evolusi. Tetapi manusia pertama itu adalah manusia biasa seperti hewan. Dia tidak memiliki roh dan hanya memiliki insting untuk hidup. Nah, menurutnya, Allah itu menghembuskan Roh Kehidupan pada Adam. Tetapi buku ini memang percaya bahwa Adam diciptakan langsung oleh Allah dari tanah, bukan dari hasil evolusi. Jadi Adam tidak dilahirkan dari manusia-hewan ini. Demikian pula dengan Hawa yang juga diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam.
- Perkembangan bangsa-bangsa di dunia ini adalah hasil perkawinan manusia keturunan Adam yang juga ber-Roh dengan manusia-hewan (tidak ber-Roh). Tetapi anak-anak keturunan Adam ini menuruni Roh sehingga mereka menjadi manusia Roh. Dalam buku itu dianalogikan begini: jika kita menyalakan api di sebuah lilin, analogikan bahwa api tersebut adalah roh. Kita ingin menyalakan lilin yang kedua. Kita menyalakan lilin kedua dari lilin pertama tadi. Apakah api di lilin pertama menjadi berkurang apinya? Tentu tidak. Demikianlah dengan roh. Keturunan manusia-roh berikutnya juga memiliki roh.
- Dari buku ini dapat disimpulkan bahwa keturunan Adam tidak menikah dengan saudara kandung sedarah. Lagi pula pada Kitab Kejadian 6:2 disebutkan ada 2 golongan, yaitu anak-anak Allah dan anak-anak perempuan manusia. Nah, penulis berasumsi bahwa “Anak-anak Allah” adalah anak-anak keturunan Adam, sedangkan “anak-anak manusia” adalah manusia hasil evolusi. Di ayat 6:4 juga disebutkan bahwa pada masa itu ada “manusia-manusia raksasa” dan penulis buku berasumsi ini adalah manusia-hewan (tidak ber-Roh). Perkawinan Anak-anak Allah dengan anak-anak manusia menghasilkan orang-orang yang gagah perkasa.
- Manusia-hewan (tidak ber-Roh) telah dipunahkan oleh Allah karena Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia sangat besar dan kecenderungan hatinya berbuat jahat. Buku ini juga menuliskan bahwa manusia-hewan telah dipunahkan oleh Allah sehingga yang tersisa di masa kini adalah hanya benar-benar manusia-roh. Pemunahan ini terutama saat banjir besar pada masa Nabi Nuh.
Terus terang hati dan pikiranku bergejolak. Penjelasan-penjelasan dalam buku ini masuk akal. Aku menemukan jawaban paling masuk akal setelah aku menemukan website Christian Answers. Sayangnya kok baru hari ini aku menemukannya setelah berkelana bertahun-tahun. Setelah membaca website ini, aku mengumpulkan banyak materi untuk menyanggah buku di atas. Pada bagian terakhir artikel ini, aku ingin sedikit mengulas isi dari website ini. Berikut ini adalah sanggahan-sanggahanku terhadap buku di atas:
- Kitab Kejadian dibuat untuk dibaca dan diimani oleh manusia. Oleh karena itu bahasa yang digunakan adalah bahasa manusia. Istilah yang digunakan juga adalah istilah manusia. Tanpa cara ini, manusia tidak dapat memahami isi kitab ini. Jadi, 1 hari dalam Kitab Kejadian adalah benar-benar harinya manusia. Manusia modern membagi 1 hari menjadi 24 jam. Nah, 1 hari dalam Kitab Kejadian adalah benar-benar harinya manusia yang selama 24 jam itu. Soalnya di Kitab Kejadian dengan jelas menyebutkan: “Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Memang dulu batasan 1 hari bukan dari jam 00:00 sampai jam 23:59, tetapi 1 hari adalah 1 siang dan 1 malam. Perbatasannya adalah pagi. Mungkin dari jam 06:00 sampai jam 5:59.
- Karena disebutkan bahwa 1 hari dalam Kitab Kejadian adalah benar-benar 1 hari manusia, maka tidak ada alasan untuk ada “manusia hasil evolusi” menurut teori Darwin. Jadi hari ke-5 dan ke-6 adalah benar-benar 1 hari manusia, dan tidak memungkinkan adanya evolusi kera menjadi manusia. Lagi pula Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambaran Tuhan, bukan menurut gambaran evolusi manusia!
- Agak sulit menjelaskan bukti-bukti fisik tentang usia bumi sebenarnya. Bumi ditengarai sudah cukup tua. Usianya sudah jutaan tahun. Sedangkan penciptaan dalam Kitab Genesis (Kejadian) seolah baru beberapa ribu tahun yang lalu. Kalau aku berpendirian jika memang bumi sudah berumur jutaan tahu seperti yang diperkirakan oleh para ahli, maka benarlah bahwa proses penciptaan dalam Kitab Kejadian itu juga telah terjadi jutaan tahun yang lalu. Memang agak sulit menjelaskannya. Ataukah ada beberapa juta tahun yang hilang dan tidak tercatat oleh Kitab Suci antara satu babakan pada Kitab Kejadian dengan babakan yang lain. Atau bahkan antara Kitab Kejadian dengan kitab yang lain? Misalnya dengan Kitab Keluaran (Exodus)? Sehingga seolah-olah hari penciptaan baru terjadi beberapa ribu tahun yang lalu, padahal kenyataannya ada suatu masa tertentu yang tidak tercatat dalam Kitab Suci? Ini didukung kenyataan bahwa umur manusia generasi awal ini bisa mencapai hampir 1.000 tahun. Jadi kalau antara Adam dengan Musa itu misalnya (hanya misal) telah ada 100 generasi, maka kurang lebih telah menyumbangkan waktu 100 ribu tahun. Kenyataannya kisah tentang keturunan Adam sendiri ditulis dengan sangat singkat dalam Kitab Suci.
- Hanya ada 1 jenis manusia yang diciptakan oleh Allah pada saat itu, yaitu manusia Adam yang diberi Roh oleh Allah. Tidak ada manusia jenis lain. Tidak ada manusia hasil evolusi kera.
- Keturunan Adam adalah murni keturunan manusia Adam, bukan hasil silang spesies dengan manusia-hewan. Selain tidak mungkin, keturunan Adam yang masih memiliki kesempurnaan manusia asal juga pasti tidak sudi menikah dengan manusia-hewan. Bayangkan jika Anda harus kawin dengan orang-utan atau kera. Hiiiii…
- Timbulnya bangsa-bangsa di bumi ini adalah benar-benar keturunan Adam. Bukan karena bangsa itu sudah ada sebelumnya. Bukan pula dari adanya manusia-hewan. Bangsa-bangsa ini memang pada mulanya adalah hasil perkawinan saudara sekandung dan melebar ke perkawinan sekerabat. Tetapi karena memang manusia Adam dan keturunannya masih memiliki kesempurnaan manusia. Kutukan Allah dan pengusiran Adam & Hawa dari Taman Eden membuat kesempurnaan Surgawi mereka hilang, tetapi kesempurnaan sebagai manusia masih melekat. Sayangnya kutukan ini menghilangkan sifat Surgawi manusia dan merusak manusia sampai ke akar-akarnya (genetis). Makanya Kitab Suci mengenal dosa asal. Dosa asal inilah yang menghilangkan sifat surgawi manusia dan manusia cenderung memiliki sifat duniawi yang berdosa dan jahat. Dosa asal ini adalah genetis yang menurun kepada turunan manusia. Nah, kerusakan genetis pada Adam & Hawa masih sangat kecil sehingga memungkinkan adanya perkawinan saudara sekandung/sedarah. Inilah asal mula bangsa-bangsa dunia. Baru pada jaman Musa akhirnya perkawinan sekerabat dilarang. Tepatnya pada Kitab Imamat 18-20. Pada saat inilah mungkin kerusakan genetis akibat perkawinan sekerabat memiliki dampak kerusakan yang parah sehingga perlu adanya peraturan yang melarang perkawinan sekerabat. Kerusakan genetis pulalah yang menyebabkan kelahiran manusia-manusia tidak normal, misalnya manusia raksasa, dll. Penjelasan lebih komprehensif mengenai bangsa-bangsa dapat merujuk ke artikel “Dimana Kain Mendapatkan Istrinya.”
- Manusia memang benar pernah dipunahkan. Tetapi itu benar-benar manusia keturunan Adam. Mungkin pada saat itu kerusakan, baik moral dan genetis telah sangat parah, sehingga Allah perlu menghilangkan kerusakan itu. Lagi pula yang diselamatkan hanya keluarga Nuh. Dan untuk membangun bangsa baru dari keturunan Nuh masih perlu perkawinan sedarah/sekerabat.
Akhirnya dari bantuan website Christian Answer aku mendapatkan pencerahan dan kembali ke Kitab Suci. Banyak sekali artikel yang luar biasa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Kristiani. Dalam pengembaraan rohani ini aku sangat bersyukur bisa menemukan materi yang bisa memuaskan dahagaku.
Disclaimer
Artikel ini adalah pemikiran pribadiku. Mungkin tidak tercakup di Christian Answer atau bahkan tidak sepaham dengan artikel-artikel di website Christian Answer. Tidak ada hubungan antara aku dengan website Christian Answer secara pribadi. Aku menggunakan pemahamanku dalam menulis artikel ini. Sumber-sumber materi untuk menuliskan artikel ini salah satunya adalah dari website tersebut, tetapi aku tidak menjamin akurasi tulisanku ini sepaham dengan visi dan misi dan isi artikel-artikel dalam Christian Answer.
Tulisan ini aku buat khusus untuk memuaskan dahaga rohaniku secara pribadi. Semoga tidak menjadi debat atau batu sandungan bagi orang lain. Terutama karena inilah pemikiranku orang yang sederhana yang terus mencari dan berkelana ini.
Tetapi aku tetap menerima masukan, kritik dan saran terutama jika itu sifatnya membangun.
0 komentar:
Posting Komentar